
Namun hal
ini tidak menghentikan para peneliti untuk tetap membuat dugaan. Berikut
ini adalah para pemimpin politik besar dan orang-orang jenius di bidang
kreatif yang diduga mengalami gangguan mental sepanjang hidupnya.
1. Abraham Lincoln – Depression?

2. Michaelangelo – Autism?
Banyak
orang yang bertanya-tanya bagaimana seseorang dari jaman dahulu dapat
membuat lukisan besar dan indah pada langit-langit gereja kapel Sistine.
Menurut sebuah jurnal yang diterbitkan pada Journal of Medical
Biography tahun 2004, gejala “single minded routine” (kelainan
pada seseorang sehingga dianggap memiliki dunia sendiri) yang dialami
oleh Michaelangelo mungkin telah memungkinkan hal itu terjadi. Menurut
orang-orang yang hidup pada jamannya, pelukis tersebut “sibuk dengan
realitas sendiri”. Sebagian besar anggota keluarga laki-laki juga
tercatat memiliki gejala yang sama. Michaelangelo juga mengalami
kesulitan membentuk hubungan dengan orang lain, dia hanya memiliki
beberapa teman dan tidak pernah menghadiri pemakaman saudara sedarahnya
sendiri. Semua hal ini dikombinasikan dengan kejeniusan dalam bidang
matematika dan seni.
3. Edvard Munch – Panic Attacks?
Serangan panik paling terkenal di dunia
terjadi di Oslo pada bulan Januari 1892. Munch mencatat peristiwa
tersebut dalam buku hariannya:
“Suatu malam saya sedang berjalan di
sepanjang jalan, kota itu berada di salah satu sisi fjord. Saya merasa
lelah dan sakit. Saya berhenti dan melihat keluar diatas fjord, matahari
terbenam dan awan berubah menjadi merah darah. Saya merasakan jeritan
melewati alam.” (fjord: merupakan semacam teluk yang berasal dari lelehan glaciar, yaitu tumpukan es yang sangat tebal dan berat).
Pengalaman ini telah mempengaruhinya
begitu mendalam dan dia mengalami peristiwa tersebut lagi dan lagi, yang
akhirnya dituangkan pada lukisan berdasarkan pengalamannya, serta
menuliskannya pada sebuah puisi di buku hariannya. Meskipun tidak
diketahui apakah Munch terserang penyakit panik lagi, beberapa anggota
keluarganya juga mengalami gangguan mental. Pada saat itu, adiknya
berada di rumah sakit jiwa.
4. Ludwig von Beethoven – Bipolar Disorder?

5. Charles Dickens – Depression?
Pada
usia 30, Dickens adalah seorang penulis terkenal di dunia. Memiliki
banyak kekayaan dan tampak memiliki semuanya. Kehidupan Dickens pada
masa kecil harus dilaluinya dengan sulit. Dia harus bekerja di pabrik
sepatu dan hidup sendiri ketika ayahnya masuk ke dalam penjara. Pada
masa sulit dan depresi yang dialaminya Dickens mulai menulis novel.
Novel pertamanya ditulis di tahun 1844 dengan judul The Chimes, yang
merupakan salah satu dari karyanya yang kurang dikenal. Setelah itu,
tulisan yang ditulis oleh teman-temannya mengatakan bahwa dia mulai
depresi pada saat memulai sebuah tulisan baru, akan tetapi suasana
hatinya akan mulai membaik secara bertahap pada saat dia menyelesaikan
tulisannya. Kondisi depresi Dickens mulai bertambah buruk seiring
bertambah usianya dan akhirnya harus berpisah dengan istrinya, seorang
aktris 18 tahun dan ibu dari sepuluh anak. Setelah dia mengalami
kecelakaan kereta api, 4 tahun sebelum kematiannya, dimana dia tidak
mengalami luka berat namun terpaksa untuk membantu penumpang lain yang
sekarat sebelum bantuan datang, depresi yang dialaminya bertambah berat
dan kreativitasnya berhenti begitu saja.
6. Charles Darwin – Agoraphobia?

7. Wiston Churchill – Bipolar Disorder?

“Saya tidak suka berdiri di dekat rel
kereta api ketika kereta ekspress melintas,” Churchill berkata kepada
dokternya. “Saya ingin segera kembali berdiri dan apabila mungkin saya
ingin berada di pilar diantara saya dan kereta. Tindakan kedua akan
mengakhiri semuanya. Beberapa tetesan putus asa.”
Anjing hitam akan mengikuti hingga sisa
hidupnya. Pada tahap tertentu kepribadiannya akan berubah dengan cepat,
dan suasana hatinya akan berubah dengan cepat. Pada saat berada pada
tahap “periods of high mania” dia akan tetap terjaga sepanjang malam untuk menulis. Dalam sepanjang karier politiknya Churchill telah menghasilkan 43 buku.
8. Kurt Godel – Presecutory Delusions?

9. Leo Tolstoy – Depression?
Tolstoy
tidak menderita tanda-tanda yang jelas dari depresi hingga pada
pertengahan usianya, akan tetapi ketika dia mulai terpukul, hal itu
memukulnya dengan keras. Kepribadiannya mulai berubah drastis,
mempertanyakan hampir segala sesuatu dalam hidupnya. Pada suatu ketika
dia mengalami pergolakan dalam dirinya hingga memberikan segala harta
miliknya, menjalani hidup selibat dan sangat meyakini agamanya. Pada
suatu titik dia berheni untuk menulis dan berkata “Seni adalah tidak
berguna dan juga menyakitkan”. Tolstoy adalah contoh seseorang yang
sepertinya memiliki segalanya yang dibawanya dengan penyakit ini,
meskipun berasal dari keluarga kaya, penulis terkenal, ayah dari 3 anak,
seringkali terdorong untuk melakukan bunuh diri. Dia menulis dalam
salah satu suratnya, “Kemungkinan untuk melakukan bunuh diri telah
diberikan kepada setiap manusia, dan karena itu ia mungkin akan
melakukan bunuh diri.” Pada akhirnya Tolstoy menarik keluar dari lubang
ini dengan menjadi apa yang sekarang kita kenal dengan istilah terlahir
kembali sebagai Kristen.
10. Isaac Newton – Everything?
Salah
satu ilmuwan besar sepanjang masa yang pernah hidup juga salah satu
yang sulit untuk didiagnosis, namun para sejarahwan meyakini bahwa
banyak hal yang terjadi pada diri Newton. Para ahli menduga Newton
mengalami gangguan bipolar yang dikombinasikan dengan kecenderungan
psikotik. Ketidakmampuannya untuk berhubungan dengan orang, menyebabkan
para ahli menduga bahwa Newton mengalami autisme. Dia juga memiliki
kecenderungan menulis surat penuh dengan delusi gila, dan beberapa
sejarahwan meyakini bahwa gejala-gejala yang dialami Newton adalah
gejala pada skizofrenia. Apakah dia menderita atau merupakan kombinasi
dari penyakit serius, tidak menghentikannya untuk menciptakan karya di
bidang kalkulus, teori gravitasi dan menciptakan teleskop, suatu
prestasi besar di bidang sains.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar