Sabtu, 06 Juli 2013

Kisah yang menginspirasi. Keterbelakangan Fisik bukan menjadi Penghalang

Orang yamg Diduga Mengalami Gangguan Mental Namun Cerdas

Ludwig Van BeethovenBeberapa penelitian ilmah telah menunjukkan bahwa para pemimpin politik besar dan orang-orang jenius di bidang kreatif mengalami gangguan mental lebih dari rata-rata umum. Sementara itu, hampir tidak mungkin membuktikan tokoh-tokoh sejarah dengan mendiagnosis dan membuktikan secara akurat dugaan yang dibuat oleh para peneliti.
Namun hal ini tidak menghentikan para peneliti untuk tetap membuat dugaan. Berikut ini adalah para pemimpin politik besar dan orang-orang jenius di bidang kreatif yang diduga mengalami gangguan mental sepanjang hidupnya.

1. Abraham Lincoln – Depression?
abraham lincolnSeorang pemimpin besar yang juga merupakan Presiden Amerika Serikat ke 16 mulai dari Maret 1861 hingga April 1865. Lincoln berhasil menjadi pemimpin melewati berbagai krisis konstitusional, militer, moral, perang saudara Amerika. Lincoln juga berhasil memperkuat persatuan, mengakhiri perbudakan dan memodernisasi ekonomi serta keuangan. Abraham Lincoln diduga mengalami depresi berat. Menurut salah satu teman penulis biografi Lincoln, surat-surat yang ditinggalkan kepada teman-temannya mengindikasikan bahwa Lincoln merupakan salah satu orang paling tertekan yang pernah mereka lihat. Kedua orangtuanya dan beberapa anggota keluarganya juga mengalami depresi berat, secara biologis penyakit ini mungkin menurun kepada Lincoln. Puisi menghebohkan “Suicide’s Soliloquy” yang diterbitkan pada tahun 1838 diduga ditulis oleh Lincoln yang juga menguatkan bahwa dia mengalami deperesi berat.

2. Michaelangelo – Autism?
Michelangelo 
Banyak orang yang bertanya-tanya bagaimana seseorang dari jaman dahulu dapat membuat lukisan besar dan indah pada langit-langit gereja kapel Sistine. Menurut sebuah jurnal yang diterbitkan pada Journal of Medical Biography tahun 2004, gejala “single minded routine” (kelainan pada seseorang sehingga dianggap memiliki dunia sendiri) yang dialami oleh Michaelangelo mungkin telah memungkinkan hal itu terjadi. Menurut orang-orang yang hidup pada jamannya, pelukis tersebut “sibuk dengan realitas sendiri”. Sebagian besar anggota keluarga laki-laki juga tercatat memiliki gejala yang sama. Michaelangelo juga mengalami kesulitan membentuk hubungan dengan orang lain, dia hanya memiliki beberapa teman dan tidak pernah menghadiri pemakaman saudara sedarahnya sendiri. Semua hal ini dikombinasikan dengan kejeniusan dalam bidang matematika dan seni.

3. Edvard Munch – Panic Attacks?
Edvard Munch
Serangan panik paling terkenal di dunia terjadi di Oslo pada bulan Januari 1892. Munch mencatat peristiwa tersebut dalam buku hariannya:
“Suatu malam saya sedang berjalan di sepanjang jalan, kota itu berada di salah satu sisi fjord. Saya merasa lelah dan sakit. Saya berhenti dan melihat keluar diatas fjord, matahari terbenam dan awan berubah menjadi merah darah. Saya merasakan jeritan melewati alam.” (fjord: merupakan semacam teluk yang berasal dari lelehan glaciar, yaitu tumpukan es yang sangat tebal dan berat).
Pengalaman ini telah mempengaruhinya begitu mendalam dan dia mengalami peristiwa tersebut lagi dan lagi, yang akhirnya dituangkan pada lukisan berdasarkan pengalamannya, serta menuliskannya pada sebuah puisi di buku hariannya. Meskipun tidak diketahui apakah Munch terserang penyakit panik lagi, beberapa anggota keluarganya juga mengalami gangguan mental. Pada saat itu, adiknya berada di rumah sakit jiwa.

4. Ludwig von Beethoven – Bipolar Disorder?
Ludwig Van BeethovenKetika sang komposer meninggal dikarenakan sakit liver yang dideritanya pada tahun 1827, Beethoven telah berusaha mengobati dirinya sendiri akibat masalah kesehatan dan alkohol selama beberapa tahun. Sayangnya, banyak masalah kesehatan yang dideritanya mungkin dapat teratasi dengan pengobatan saat ini, termasuk penyakit bipolar yang dialaminya. Seperti yang telah diketahui banyak penggemar dan teman-temannya, ketika dia sedang mabuk dia mampu menulis berbagai karya sekaligus. Pada saat-saat kesehatannya memburuk, banyak karya-karyanya tercipta. Sayangnya, pada saat itu juga dia juga berpikir untuk mengakhiri hidupnya, seperti yang dikatakan oleh saudara-saudaranya dalam surat yang dia tulis. Pada awal tahun 1813, merupakan episode dalam hidup Beethoven dimana di mengalami depresi berat dan memutuskan untuk berhenti tampil di depan umum dan sempat mengamuk dalam suatu pesta makan malam. Dia juga hampir sepenuhnya berhenti menulis.

5. Charles Dickens – Depression?
Charles Dickens 
Pada usia 30, Dickens adalah seorang penulis terkenal di dunia. Memiliki banyak kekayaan dan tampak memiliki semuanya. Kehidupan Dickens pada masa kecil harus dilaluinya dengan sulit. Dia harus bekerja di pabrik sepatu dan hidup sendiri ketika ayahnya masuk ke dalam penjara. Pada masa sulit dan depresi yang dialaminya Dickens mulai menulis novel. Novel pertamanya ditulis di tahun 1844 dengan judul The Chimes, yang merupakan salah satu dari karyanya yang kurang dikenal. Setelah itu, tulisan yang ditulis oleh teman-temannya mengatakan bahwa dia mulai depresi pada saat memulai sebuah tulisan baru, akan tetapi suasana hatinya akan mulai membaik secara bertahap pada saat dia menyelesaikan tulisannya. Kondisi depresi Dickens mulai bertambah buruk seiring bertambah usianya dan akhirnya harus berpisah dengan istrinya, seorang aktris 18 tahun dan ibu dari sepuluh anak. Setelah dia mengalami kecelakaan kereta api, 4 tahun sebelum kematiannya, dimana dia tidak mengalami luka berat namun terpaksa untuk membantu penumpang lain yang sekarat sebelum bantuan datang, depresi yang dialaminya bertambah berat dan kreativitasnya berhenti begitu saja.

6. Charles Darwin – Agoraphobia?
Charles DarwinHingga saat ini para ahli masih memperdebatkan masalah persis apakah yang dialami oleh Darwin, akan tetapi apapun pendapat mereka, mereka bersungguh-sungguh ingin mengungkapkannya. Meskipun dalam lima tahun perjalanannya yang terkenal dan menghasilkan karya The Beagle yang membuat karier nya terangkat. Sepanjang waktunya Darwin mengalami kelumpuhan. Sementara dia berfokus pada gejala fisik sebagai penyebab semua penderitaannya, disertai dengan tubuh gemetar, halusinasi, mual, tangisan histeris, sepertinya penyebab utama agoraphobia yang membuatnya terbaring di tempat tidur selama kurang lebih 30 tahun. Darwin juga mengalami ketakutan untuk berbicara dengan orang-orang termasuk dengan anaknya. Dalam suratnya dia menulis, “Saya dipaksa untuk hidup…sangat tenang dan saya takut untuk melihat orang-orang dan bahkan tidak dapat berbicara kepada orang paling dekat.” Dalam salah satu suratnya Darwin juga pernah menulis ingin mengakhiri hidupnya karena publikasinya On the Origin Species, kontrovesi yang menyebabkan dia banyak menderita. Berdasarkan catatan detail setiap gejala baru atau gelaja yang berulang-ulang yang dia alami, Darwin diduga menderita OCD atau hipokondria.

7. Wiston Churchill – Bipolar Disorder?
Winston ChurchillSama seperti Abraham Lincoln, Churchill adalah seorang pemimpin besar yang tidak hanya berurusan dengan konflik pada tingkat internasional, tetapi juga berjuang dengan gangguan mental diri sendiri pada saat yang sama. Pada usia 30 tahun, dia mengeluh kepada teman-temannya bahwa dia diburu oleh “the black dog of depression”. Pada saat itu dia duduk di kursi parlemen dan akan berniat untuk bunuh diri. Churchill mengatakan kepada dokter bahwa dia harus dirawat dengan hati-hati pada saat dia berdiri di stasiun kereta api.
“Saya tidak suka berdiri di dekat rel kereta api ketika kereta ekspress melintas,” Churchill berkata kepada dokternya. “Saya ingin segera kembali berdiri dan apabila mungkin saya ingin berada di pilar diantara saya dan kereta. Tindakan kedua akan mengakhiri semuanya. Beberapa tetesan putus asa.”
Anjing hitam akan mengikuti hingga sisa hidupnya. Pada tahap tertentu kepribadiannya akan berubah dengan cepat, dan suasana hatinya akan berubah dengan cepat. Pada saat berada pada tahap “periods of high mania” dia akan tetap terjaga sepanjang malam untuk menulis. Dalam sepanjang karier politiknya Churchill telah menghasilkan 43 buku.

8. Kurt Godel – Presecutory Delusions?
Kurt GodelGodel adalah seorang ahli matematika dan logika jenius, dan juga merupakan sahabat dari Albert Einstein. Intelejensi super Einstein mungkin telah membuatnya tampak sedikit aneh bagi rata-rata orang, sekilas Godel tidak mengalami gangguan mental, namun di satu sisi Godel selalu berpikir bahwa seseorang ingin meracuninya. Dia begitu yakin dengan delusi ini, yang membuatnya hanya makan dari makanan yang dimasak oleh istrinya. Ketika istrinya dirawat di rumah sakit selama enam bulan, Godel berhenti makan dan akhirnya meninggal dalam kelaparan.

9. Leo Tolstoy – Depression?
Leo Tolstoy 
Tolstoy tidak menderita tanda-tanda yang jelas dari depresi hingga pada pertengahan usianya, akan tetapi ketika dia mulai terpukul, hal itu memukulnya dengan keras. Kepribadiannya mulai berubah drastis, mempertanyakan hampir segala sesuatu dalam hidupnya. Pada suatu ketika dia mengalami pergolakan dalam dirinya hingga memberikan segala harta miliknya, menjalani hidup selibat dan sangat meyakini agamanya. Pada suatu titik dia berheni untuk menulis dan berkata “Seni adalah tidak berguna dan juga menyakitkan”. Tolstoy adalah contoh seseorang yang sepertinya memiliki segalanya yang dibawanya dengan penyakit ini, meskipun berasal dari keluarga kaya, penulis terkenal, ayah dari 3 anak, seringkali terdorong untuk melakukan bunuh diri. Dia menulis dalam salah satu suratnya, “Kemungkinan untuk melakukan bunuh diri telah diberikan kepada setiap manusia, dan karena itu ia mungkin akan melakukan bunuh diri.” Pada akhirnya Tolstoy menarik keluar dari lubang ini dengan menjadi apa yang sekarang kita kenal dengan istilah terlahir kembali sebagai Kristen.

10. Isaac Newton – Everything?
Isaac Newton 
Salah satu ilmuwan besar sepanjang masa yang pernah hidup juga salah satu yang sulit untuk didiagnosis, namun para sejarahwan meyakini bahwa banyak hal yang terjadi pada diri Newton. Para ahli menduga Newton mengalami gangguan bipolar yang dikombinasikan dengan kecenderungan psikotik. Ketidakmampuannya untuk berhubungan dengan orang, menyebabkan para ahli menduga bahwa Newton mengalami autisme. Dia juga memiliki kecenderungan menulis surat penuh dengan delusi gila, dan beberapa sejarahwan meyakini bahwa gejala-gejala yang dialami Newton adalah gejala pada skizofrenia. Apakah dia menderita atau merupakan kombinasi dari penyakit serius, tidak menghentikannya untuk menciptakan karya di bidang kalkulus, teori gravitasi dan menciptakan teleskop, suatu prestasi besar di bidang sains.

Orang-Orang Terkenal Yang Mengalami Sindrom Asperger

Sindrom Asperger merupakan autisme ringan yang menyebabkan seseorang memiliki kemampuan sosial rendah tetapi dibekali dengan kemampuan intelektual tinggi. Itu sebab, banyak orang terkenal yang menyumbangkan banyak hal pada dunia didignosa mengalami sindrom Asperger. Sindrom Asperger merupakan varian ringan dari ‘Autistic Disorder’ sehingga keduanya menunjukkan gejala yang serupa.

Sindrom Asperger memicu perilaku dengan pola berulang dan gangguan interaksi sosial. Penyebutan sindrom Asperger diambil dari nama Hans Asperger, orang yang pertama kali menemukan gangguan ini pada tahun 1944. Sindrom ini dianggap sebagai sesuatu yang bersifat genetik dan lebih sering terjadi pada laki-laki.

Daftar Orang Terkenal dengan Sindrom Asperger
Berikut adalah orang-orang terkenal yang mengalami sindrom Asperger.

1. Albert Einstein
Einstein yang masyur dengan teori relativitasnya tidak bisa berbicara lancar sampai berusia sembilan tahun.
Perkembangan kemampuan bahasa yang lambat merupakan salah satu ciri seorang anak mengalami sindrom Asperger.
EInstein juga dikeluarkan dari sekolah karena dianggap berperilaku aneh dan tidak bisa membaur.

2. Benjamin Franklin
Salah satu pendiri Amerika Serikat, Benjamin Franklin adalah juga seorang ahli teori, penulis, politisi, ilmuwan, aktivis, dan diplomat.
Franklin menjadi kepala kantor pos pertama AS, yang menunjukkan obsesinya pada keteraturan. Perilaku ekstrim adalah tanda lain dari sindrom Asperger pada orang dewasa.

3. Isaac Newton
Kebencian Newton terhadap ibunya karena menikah lagi dengan pria lain, ketidaktaatannya terhadap peraturan sekolah, dan kecenderungan menantang semua otoritas merupakan tanda sindrom Asperger.
Namun, kecerdasan yang dimilikinya membawa Newton menjadi salah seorang ilmuwan terbesar dalam sejarah. Dunia berhutang pada Newton atas pemahaman perihal gravitasi dan teori mekanikanya.

4. Bill Gates
Sebagai salah satu orang terkaya di dunia, filantropis, pendiri Microsoft, dan penulis beberapa buku, Bill Gates telah lama diduga mengalami sindrom Asperger. Kegagalan hubungan pertemanan, ketidakacuhannya pada penampilan merupakan indikasi seseorang mengalami sindrom Asperger.

5. Sir Alfred Joseph Hitchcock
Alfred Hitchcock dikenal sebagai sutradara dan master film ‘suspense’. Karyanya mencakup lebih dari 50 film yang mencakup genre film bisu, film hitam putih, dan film berwarna. Film-filmnya yang bernada ketakutan, kecemasan, dan pelarian, didominasi oleh kecenderungan sindrom Asperger yang dialaminya.

6. Hans Christian Andersen
Hans Christian Andersen, tokoh pencipta dongeng terkenal ternyata mengalami masalah mengeja saat anak-anak. Fakta yang nampak sulit dipercaya yang baru bisa dipahami jika dihubungkan dengan sindrom Asperger yang dialaminya.

7. Michelangelo
Michelangelo dikenal sebagai pribadi dengan banyak bakat mulai dari pelukis renaissance, pematung, arsitek, penyair, hingga insinyur. Kecenderungannya yang penyendiri membuatnya diduga mengalami sindrom Asperger.

8. Wolfgang Mozart
Setiap simfoni yang disusun oleh Mozart seakan selalu menjadi keajaiban bagi setiap orang yang mendengarnya. Kejeniusannya dalam musik, yang menjadi satu-satunya cara Mozart mengekspresikan diri, dipercaya merupakan akibat dari sindrom Asperger yang dialaminya.

9. Michael Jackson
Raja pop yang terkenal dengan gaya ‘moonwalk’ nya merupakan salah satu penderita sindrom Asperger.
Dia mengakui mengalami perilaku abnormal pada masa kecilnya. Michael Jackson hanya berteman baik dengan beberapa orang yang memiliki minat yang sama dengan dirinya.

Psikopat dan Sosiopat

Perbedaan antara psikopat (psychopath) dan sosiopat (sociopath) tidaklah terlalu jelas, setidaknya menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) edisi keempat.
DSM-IV memasukkan dua definisi diatas dalam Antisocial Personalities karena keduanya memiliki beberapa ciri umum yang sama. Profesional tidak hanya berbeda pendapat apakah ada perbedaan antara sosiopat dan psikopat, tapi juga mengenai apa saja yang menjadi pembeda diantara keduanya.
Psikopat dan sosiopat sama-sama merupakan individu yang mengabaikan perasaan dan hak orang lain.
Gejala ini sudah bisa muncul saat seeorang berusia 15 tahun yang biasanya diiringi dengan perilaku kejam terhadap binatang.

Psikopat dan sosiopat tidak mampu merasakan penyesalan atau rasa bersalah. Mereka tampaknya tidak memiliki hati nurani dan hanya mementingkan diri sendiri.
Mereka sering mengabaikan aturan, adat istiadat, dan hukum, serta tidak peduli saat tindakannya mungkin membahayakan orang lain. Perbedaannya, sebagian ahli berpendapat sosiopat merupakan perilaku yang kurang terorganisir. Sosiopat cenderung bertindak secara spontan tanpa memikirkan konsekuensinya.
Di sisi lain, psikopat cenderung sangat terorganisir dan manipulatif.

Kepribadian luar psikopat seringkali nampak karismatik dan menawan, menyembunyikan sifat sebenarnya.
Meskipun psikopat tidak peduli terhadap orang lain, mereka dapat meniru perilaku yang membuat mereka tampak normal. Itu sebab, orang awam cenderung percaya kepada seorang psikopat daripada sosiopat.
Kepribadian yang nampak normal dari psikopat diduga antara lain disebabkan oleh tingkat pendidikan yang lebih baik daripada sosiopat.
Dari sudut pandang kriminal, kejahatan seorang sosiopat biasanya tidak terorganisasi dan spontan, sementara kejahatan para psikopat umumnya direncanakan dengan baik.
Untuk alasan ini, psikopat lebih sulit diidentifikasi, tidak seperti sosiopat yang meninggalkan banyak jejak atas kejahatannya

Cristiano Ronaldo 2013

Skills menakjubkan dari Cristiano Ronaldo

Video Satukan Hati