Selasa, 25 Juni 2013

Michael Jordan



Meski sudah pensiun dari olahraga yang membesarkan namanya, namun dirinya seolah tak tergantikan. Setidaknya, enam kali ia merebut kejuaraan NBA bersama klub Chicago Bulls (1991-1993, 1996-1998) dan merebut gelar pemain terbaik. Nomor kaosnya, 23 hingga kini juga digantung di hall of fame sebagai bentuk penghargaan atas prestasinya.
Pria berumur 49 tahun ini pensiun dari dunia basket pada tahun 2003 setelah dua tahun bergabung dengan klub Washington Wizards dan lebih memilih sibuk dalam dunia bisnis. Ia memiliki karir professional yang sangat cemerlang di lapangan basket, tetapi Michael Jordan memiliki cerita lain tentang kehidupan keluarganya. Pada tahun 1985, ia bertemu dengan Juanita Vanoy dan menikah pada tanggal 2 September 1989. Dari pernikahan mereka lahir tiga anak, yaitu Jeffrey, Marcus, dan Jasmine. Tetapi mereka akhirnya bercerai setelah 17 tahun mempertahankan pernikahannya.
Pada tahun 1993, jumlah penonton basket di dunia menurun dan pada saat itu juga, MJ memilih pensiun dini dan mengagetkan para pecinta basket di seluruh dunia.
Tak urung, komentar yang meminta Jordan kembali ke lapangan terus bergema. Dan, hal itu akhirnya diwujudkan oleh Michael dengan bergabung lagi ke tim Chicago Bulls pada tahun 1995. “Saya mundur karena merasa sudah tak ada tantangan lagi. Dan saya kembali lagi karena saya merasa kini ada tantangan baru,” sebutnya dalam sebuah wawancara.
Dalam mengawali karirnya, pada masa awal kuliah, karena tak punya tinggi badan yang memadai untuk masuk tim utama, dirinya sempat disingkirkan. Namun, bukannya merasa putus asa, ia terus berlatih sendiri hingga tinggi badannya mencukupi. Meski masih dianggap kurang ideal, ia mampu mencetak skor meyakinkan sehingga akhirnya jadi pilihan utama. “Saya dapat menerima kegagalan, tapi saya tidak dapat menerima jika saya belum mencoba,” sebut Jordan mengungkap rahasia suksesnya.
Tantangan dan halangan memang sering menjadi penguat dirinya untuk mencapai prestasi. Ketika ia mulai masuk di tim profesional NBA, karena memiliki prestasi cemerlang, ia justru sempat dikucilkan oleh pemain senior. “Saat kita ingin mencapai sesuatu, pasti akan ada halangan. Saya juga menjumpainya seperti juga orang lain. Tapi, seharusnya itu tak perlu menghentikan kita. Seperti saat mendapati tembok, jangan berpikir menyerah, tapi coba lompati dan lewati,” ungkap Jordan. Dengan keyakinan inilah, Jordan mampu mengubah tantangan itu sebagai batu loncatan mencapai sukses yang lebih maksimal.
Michael Jordan pernah mengalami kegagalan demi kegagalan, ia juga tidak hanya berlatih sekali dua kali, tetapi berkali-kali sehingga bisa menjadi ikon basket seperti saat ini. Ia jadikan setiap rintangan dan tantangan hal yang harus dihadapi dan dilewati. Seharusnya kita bisa mengambil banyak pembelajaran dari sosok fenomenal satu ini.
“Just play. Have fun. Enjoy the game.” - Michael Jordan
“I’ve never been afraid to fail. I failed so therefore I succeed.” - Michael Jordan
Kabar tentang kemampuan bermain basket Michael Jordan yang terbilang luar biasa akhirnya terdengar oleh pelatih tim basket Universitas Carolina Utara, UNC (University of North Carolina), Dean Smith. Smith merekrut Jordan untuk bergabung dalam tim basket yang dia latih pada 1981. Dari sinilah awal bintang Jordan mulai bersinar. Dalam tim basket di UNC, Jordan menjadi pemain yang luar biasa.
Oleh karena itu, meskipun belum tergabung dalam tim basket yang profesional, Jordan diminta membela tim nasional Amerika Serikat dalam Olympic Games pada 1984 di Los Angeles, California. Dalam kompetisi tersebut, Jordan dapat membuat 17,1 poin tiap gamenya dan berhasil memboyong medali emas.
Pada 1984, Michael Jordan memulai karir profesional setelah terpilih sebagai anggota tim basket NBA, Chicago Bulls. Dengan kemampuannya yang luar biasa dalam bermain basket, Jordan berhasil mengantarkan Bulls untuk menjadi juara kompetisi basket NBA sebanyak 6 kali, yaitu kompetisi 1991, 1992, 1993, 1996,1997, dan 1998. Michael Jordan juga berhasil menjadi pemain yang paling berharga bagi tim NBA pada 1988, 1991, 1992, 1996, dan 1998.
Selain bersinar dalam timnya, Jordan dan beberapa pemain NBA lainnya, seperti Scottie Pippen, Larry Bird, Magic Johnson, dan pemain-pemain top NBA lainnya yang tergabung dalam tim nasional basket Amerika Serikat juga berhasil meraih medali emas dalam kejuaraan dunia basket pada 1992 di Barcelona, Spanyol.
Selama membela Chicago Bulls, Jordan pernah berhenti bermain basket pada 1993 dan mencoba menjadi pemain baseball profesional. Akan tetapi, tidak lama kemudian Jordan kembali bergabung dengan Chicago Bulls pada 1995 dan kembali membawa Bulls menjadi juara tiga tahun berturut-turut (1996-1998).
Akan tetapi, pada 1999 Jordan kembali meninggalkan dunia basket profesional. Pada musim kompetisi 1999-2000, Jordan kembali terjun ke dunia basket, tetapi bukan sebagai pemain. Dia menjadi pemilik dan presiden tim basket Washington Wizards. Karena Wizards terpuruk, pada 2001 Jordan kembali menjadi pemain. Dia dikontrak oleh Wizards untuk dua tahun kompetisi. Sekembalinya sebagai pemain, Jordan tetap menunjukkan kualitasnya sebagai pemain hebat, tetapi dia tidak mampu mengangkat prestasi Wizards yang pada akhirnya tim ini tidak lolos play off. Oleh karena itu, untuk ketiga kalinya pada tahun 2003, Jordan kembali mengundurkan diri dari dunia basket.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar