Meski sudah pensiun dari olahraga yang membesarkan
namanya, namun dirinya seolah tak tergantikan. Setidaknya, enam kali ia merebut
kejuaraan NBA bersama klub Chicago Bulls (1991-1993, 1996-1998) dan merebut
gelar pemain terbaik. Nomor kaosnya, 23 hingga kini juga digantung di hall
of fame sebagai bentuk penghargaan atas prestasinya.
Pria berumur 49 tahun ini pensiun
dari dunia basket pada tahun 2003 setelah dua tahun bergabung dengan klub Washington
Wizards dan lebih memilih sibuk dalam dunia bisnis. Ia memiliki karir
professional yang sangat cemerlang di lapangan basket, tetapi Michael Jordan
memiliki cerita lain tentang kehidupan keluarganya. Pada tahun 1985, ia bertemu
dengan Juanita Vanoy dan menikah pada tanggal 2 September 1989. Dari pernikahan
mereka lahir tiga anak, yaitu Jeffrey, Marcus, dan Jasmine. Tetapi mereka
akhirnya bercerai setelah 17 tahun mempertahankan pernikahannya.
Pada tahun 1993, jumlah penonton
basket di dunia menurun dan pada saat itu juga, MJ memilih pensiun dini dan
mengagetkan para pecinta basket di seluruh dunia.
Tak urung, komentar yang meminta Jordan kembali ke lapangan terus bergema. Dan, hal itu akhirnya diwujudkan oleh Michael dengan bergabung lagi ke tim Chicago Bulls pada tahun 1995. “Saya mundur karena merasa sudah tak ada tantangan lagi. Dan saya kembali lagi karena saya merasa kini ada tantangan baru,” sebutnya dalam sebuah wawancara.
Tak urung, komentar yang meminta Jordan kembali ke lapangan terus bergema. Dan, hal itu akhirnya diwujudkan oleh Michael dengan bergabung lagi ke tim Chicago Bulls pada tahun 1995. “Saya mundur karena merasa sudah tak ada tantangan lagi. Dan saya kembali lagi karena saya merasa kini ada tantangan baru,” sebutnya dalam sebuah wawancara.
Dalam mengawali karirnya, pada masa awal kuliah,
karena tak punya tinggi badan yang memadai untuk masuk tim utama, dirinya
sempat disingkirkan. Namun, bukannya merasa putus asa, ia terus berlatih
sendiri hingga tinggi badannya mencukupi. Meski masih dianggap kurang ideal, ia
mampu mencetak skor meyakinkan sehingga akhirnya jadi pilihan utama. “Saya
dapat menerima kegagalan, tapi saya tidak dapat menerima jika saya belum
mencoba,” sebut Jordan mengungkap rahasia suksesnya.
Tantangan dan halangan memang sering menjadi penguat
dirinya untuk mencapai prestasi. Ketika ia mulai masuk di tim profesional NBA,
karena memiliki prestasi cemerlang, ia justru sempat dikucilkan oleh pemain
senior. “Saat kita ingin mencapai sesuatu, pasti akan ada halangan. Saya juga
menjumpainya seperti juga orang lain. Tapi, seharusnya itu tak perlu menghentikan
kita. Seperti saat mendapati tembok, jangan berpikir menyerah, tapi coba
lompati dan lewati,” ungkap Jordan. Dengan keyakinan inilah, Jordan mampu
mengubah tantangan itu sebagai batu loncatan mencapai sukses yang lebih
maksimal.
Michael Jordan pernah mengalami kegagalan demi
kegagalan, ia juga tidak hanya berlatih sekali dua kali, tetapi berkali-kali
sehingga bisa menjadi ikon basket seperti saat ini. Ia jadikan setiap rintangan
dan tantangan hal yang harus dihadapi dan dilewati. Seharusnya kita bisa
mengambil banyak pembelajaran dari sosok fenomenal satu ini.
“Just play. Have fun. Enjoy the game.” - Michael
Jordan
“I’ve never been afraid to fail. I failed so therefore
I succeed.” - Michael Jordan
Kabar tentang kemampuan bermain basket Michael
Jordan yang terbilang luar biasa akhirnya terdengar oleh pelatih tim basket Universitas Carolina Utara, UNC (University
of North Carolina), Dean Smith. Smith merekrut Jordan untuk bergabung
dalam tim basket yang dia latih pada 1981. Dari sinilah awal bintang Jordan
mulai bersinar. Dalam tim basket di UNC, Jordan menjadi pemain yang luar biasa.
Oleh karena itu, meskipun belum tergabung dalam
tim basket yang profesional, Jordan diminta membela tim nasional
Amerika Serikat dalam Olympic Games pada 1984 di Los Angeles,
California. Dalam kompetisi tersebut, Jordan dapat membuat 17,1 poin tiap
gamenya dan berhasil memboyong medali emas.
Pada 1984, Michael Jordan memulai karir
profesional setelah terpilih sebagai anggota tim basket NBA, Chicago Bulls.
Dengan kemampuannya yang luar biasa dalam bermain basket,
Jordan berhasil mengantarkan Bulls untuk menjadi juara kompetisi basket NBA
sebanyak 6 kali, yaitu kompetisi 1991, 1992, 1993, 1996,1997, dan 1998. Michael
Jordan juga berhasil menjadi pemain yang paling berharga bagi tim NBA pada
1988, 1991, 1992, 1996, dan 1998.
Selain bersinar dalam timnya, Jordan dan beberapa pemain NBA lainnya,
seperti Scottie Pippen, Larry Bird, Magic Johnson, dan pemain-pemain top NBA
lainnya yang tergabung dalam tim nasional basket Amerika Serikat juga berhasil
meraih medali emas dalam kejuaraan dunia basket pada 1992 di Barcelona, Spanyol.
Selama membela Chicago Bulls, Jordan pernah
berhenti bermain basket pada 1993 dan mencoba menjadi pemain baseball
profesional. Akan tetapi, tidak lama kemudian Jordan kembali bergabung dengan
Chicago Bulls pada 1995 dan kembali membawa Bulls menjadi juara tiga tahun
berturut-turut (1996-1998).
Akan tetapi, pada 1999 Jordan kembali
meninggalkan dunia basket profesional. Pada musim kompetisi 1999-2000, Jordan
kembali terjun ke dunia basket, tetapi bukan sebagai pemain. Dia menjadi
pemilik dan presiden tim basket Washington
Wizards. Karena Wizards terpuruk, pada 2001 Jordan kembali menjadi pemain. Dia
dikontrak oleh Wizards untuk dua tahun kompetisi. Sekembalinya sebagai pemain,
Jordan tetap menunjukkan kualitasnya sebagai pemain hebat, tetapi dia tidak
mampu mengangkat prestasi Wizards yang pada akhirnya tim ini tidak lolos play
off. Oleh karena itu, untuk ketiga kalinya pada tahun 2003, Jordan kembali
mengundurkan diri dari dunia basket.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar